JAKARTA – kabarnetizenterkini.com | Umat Kristen Palestina tetap menjalankan ibadah Sabtu Suci menjelang Hari Raya Paskah dengan penuh khidmat, meski dibayang-bayangi pembatasan militer dan situasi genting akibat agresi Israel di Jalur Gaza dan Kota Yerusalem.

Di Yerusalem, misa Sabtu Suci dipimpin oleh Patriark Gereja Ortodoks Yunani, Theophilos III, di Gereja Makam Kudus. Hanya sejumlah kecil jemaat yang dapat menghadiri ibadah ini setelah melalui sejumlah pos pemeriksaan ketat yang mengelilingi Kota Tua Yerusalem. Pembatasan tersebut menandai tahun kedua berturut-turut perayaan Sabtu Suci dilakukan secara terbatas, sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Api Suci yang dinyalakan di Makam Kudus disalurkan ke berbagai kota Palestina seperti Ramallah, Bethlehem, Jericho, Nablus, Jenin, hingga Lembah Yordania. Namun, karena blokade yang ketat, api tersebut tidak sampai ke wilayah Gaza. Meski begitu, umat Kristen di Gaza tetap melangsungkan ibadah di Gereja Porfirius dan Gereja Keluarga Kudus.

Perayaan di Ramallah berlangsung dalam suasana hening dan penuh keprihatinan. Jemaat berkumpul di Gereja Transfigurasi tanpa prosesi besar di tempat umum. Hadir dalam upacara tersebut sejumlah tokoh, termasuk Ramzi Khoury dari PLO, Gubernur Ramallah Leila Ghannam, dan tokoh lintas agama Kristen-Islam.

Sementara itu, pasukan Israel dilaporkan melakukan tindakan represif terhadap warga Palestina yang hendak beribadah di Kota Tua Yerusalem. Banyak jemaat dihadang, bahkan ditangkap di pos pemeriksaan militer. Di antara yang ditahan termasuk Delegasi Apostolik Vatikan untuk Palestina, Uskup Agung Adolfo Tito Yllana.

Perayaan Paskah tahun ini menggambarkan keteguhan iman umat Kristen Palestina di tengah ketidakpastian dan penindasan yang terus berlangsung. Meski dihadang berbagai keterbatasan, mereka tetap menyalakan harapan lewat tradisi dan doa, menegaskan bahwa cahaya iman tak akan padam di tengah kegelapan penindasan.