Jakarta, 15 Juli 2025 – Ketegangan ideologis antara kelompok mahasiswa dan lembaga bantuan hukum kini kembali mencuat ke permukaan. Perseteruan senyap namun mengakar antara BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) memperlihatkan jurang perbedaan yang makin lebar, terutama dalam isu dukungan terhadap LGBTQ+.

BEM SI: Tegas Tolak Normalisasi LGBT

Dalam sejumlah pernyataan dan kampanye publik, BEM SI secara konsisten menolak segala bentuk normalisasi LGBTQ+. Mereka menyebut fenomena ini sebagai bentuk penyimpangan moral yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan norma agama yang dijunjung tinggi masyarakat Indonesia.

Dengan mengusung narasi “Stop Normalisasi LGBT”, BEM SI mengajak mahasiswa seluruh Indonesia untuk bersikap tegas. Mereka menilai arus dukungan terhadap kelompok tersebut bukan sekadar isu hak asasi, melainkan ancaman terhadap fondasi moral bangsa.

“LGBT bukan hanya persoalan pilihan pribadi, tapi upaya sistematis yang menggerus identitas nasional dan religiusitas masyarakat Indonesia,” tegas salah satu koordinator BEM SI wilayah Jawa.

YLBHI: Bela Hak LGBTQ+ atas Nama HAM

Di sisi lain, YLBHI terang-terangan menolak Raperda Anti-LGBT di sejumlah daerah dan menyuarakan dukungan terhadap kelompok LGBTQ+ sebagai bagian dari perjuangan hak asasi manusia. Mereka menyebut regulasi diskriminatif terhadap LGBT sebagai bentuk persekusi dan pelanggaran konstitusi.

Langkah YLBHI ini sontak mengundang pertanyaan tajam dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi, dan tokoh masyarakat.

“Mengapa lembaga bantuan hukum membela penyimpangan yang jelas bertentangan dengan Pancasila dan nilai religius?” ungkap seorang pengamat sosial politik.

Mahasiswa Indonesia, Mau Sampai Kapan Diam?

Pertanyaan kritis kini ditujukan kepada seluruh mahasiswa Indonesia. Apakah akan terus diam ketika nilai-nilai kebangsaan mulai dikaburkan atas nama kebebasan individu? Apakah ruang intelektual mahasiswa akan dibungkam oleh wacana liberal yang menjungkirbalikkan norma sosial?

“Mahasiswa Indonesia, di mana suara kalian? YLBHI dengan terang membela nilai yang bertolak belakang dengan jati diri bangsa. Saatnya kita bersuara sebagai penjaga moral dan masa depan Indonesia,” seruan dari jaringan mahasiswa BEM di media sosial.

Bukan Sekadar Beda Pandangan, Tapi Pertarungan Arah Bangsa

Perbedaan prinsip antara BEM SI dan YLBHI bukan lagi sekadar soal wacana, tapi menyangkut arah ideologis bangsa ke depan. Satu berdiri menjaga fondasi nilai luhur dan identitas nasional, satu lagi mendorong agenda yang belum tentu cocok dengan kultur Indonesia.

Artikel ini tidak bermaksud mengkriminalisasi kelompok manapun, namun menegaskan pentingnya konsistensi moral dalam menjaga Pancasila, norma agama, dan keharmonisan sosial sebagai landasan kehidupan berbangsa.