Jakarta – Bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) dinilai membuka peluang besar untuk memperluas pengaruh dan peran Indonesia di kancah internasional. Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS akan memberikan dampak positif bagi penguatan posisi negara ini di dunia global.

“Saya sangat mendukung langkah Indonesia menjadi bagian dari BRICS. Hal ini menandakan peran dan pengaruh Indonesia akan semakin diperhitungkan,” ujar Ahmad Heryawan, yang akrab disapa Aher, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada Rabu.

Menurutnya, di tengah situasi global yang tidak menentu, Presiden RI Prabowo Subianto memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis dalam menjaga stabilitas global dan mempromosikan perdamaian dunia sesuai dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

Kolaborasi untuk Menghadapi Tantangan Global

Aher menambahkan bahwa BRICS menyediakan platform yang strategis bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan negara-negara berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan global. Isu-isu seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan kemanusiaan, termasuk dukungan terhadap Palestina, menjadi area yang perlu dimanfaatkan oleh Indonesia.

“Indonesia harus memanfaatkan forum ini untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan memastikan partisipasi aktif dalam isu-isu global yang krusial,” katanya.

Peluang Ekonomi dari BRICS

Salah satu keuntungan utama dari keanggotaan Indonesia di BRICS adalah peluang dalam sektor ekonomi. Aher menilai bahwa BRICS dapat menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 6-7 persen.

“Dengan populasi lebih dari 3,27 miliar jiwa dan menyumbang sekitar 35 persen dari PDB dunia pada 2023, BRICS merupakan pasar potensial yang sangat besar. Ini membuka peluang investasi dan akses pasar baru bagi Indonesia,” jelasnya.

Ia juga menyoroti keberadaan New Development Bank (NDB), sebuah lembaga keuangan multilateral yang dibentuk oleh BRICS. Bank ini dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia, mengurangi ketergantungan pada lembaga seperti Bank Dunia dan IMF.

Hubungan dengan ASEAN Tetap Prioritas

Meski bergabung dengan BRICS, Aher menegaskan pentingnya Indonesia untuk tetap memperkuat hubungan dengan kawasan ASEAN. Ia menilai ASEAN, yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global, harus diselaraskan dengan keanggotaan Indonesia di BRICS.

“Kawasan ASEAN adalah lingkungan strategis dan tetangga terdekat kita. Sebagai anggota utama ASEAN, Indonesia perlu memprioritaskan kerja sama regional dan memperkuat sinergi dengan BRICS,” tambahnya.

Indonesia di Mata BRICS

Sebelumnya, Brasil, yang memegang presidensi BRICS tahun ini, secara resmi mengumumkan keanggotaan penuh Indonesia pada Senin (6/1). Pemerintah Brasil menyatakan bahwa Indonesia, dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki pandangan serupa dengan negara-negara BRICS lainnya terkait reformasi institusi global serta kontribusi positif terhadap penguatan kerja sama antara negara-negara berkembang.

Keanggotaan ini menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional, membuka peluang ekonomi baru, serta berkontribusi dalam menghadapi tantangan global bersama negara-negara BRICS.