Kabar Netizen Terkini – Pemerintah kini mengambil langkah tegas dan sistematis melalui pembentukan Satuan Tugas Penanganan Premanisme guna memberantas praktik-praktik kriminalitas yang mengancam stabilitas kawasan industri nasional. Langkah ini dipandang sebagai respons cepat atas tidak efektifnya pendekatan konvensional dalam menjamin keamanan dan kenyamanan berinvestasi, khususnya di kawasan strategis seperti Karawang, Cikarang, Gresik hingga Morowali.
Premanisme yang sebelumnya dianggap sekadar gangguan sosial kecil, kini diposisikan sebagai ancaman serius terhadap kepastian hukum dan kelangsungan investasi nasional. Sejumlah perusahaan telah menyampaikan keluhan atas pemerasan terselubung, pemaksaan proposal kerja sama oleh oknum tertentu, serta intimidasi terhadap buruh dan manajemen perusahaan.
“Premanisme bukan sekadar gangguan ketertiban, tetapi penghambat roda investasi,” ujar Bambang Sugeng, External Relation Head Kawasan Industri KIIC Karawang, dalam pertemuan dengan Tim Satgas Penanganan Premanisme pada 15 Mei 2025 lalu.
Gerak Senyap, Hasil Nyata
Menggunakan pendekatan berbasis pemetaan lapangan dan intelijen sosial, Satgas ini diterjunkan dalam format non-konfrontatif untuk membongkar jaringan premanisme di sejumlah titik rawan kawasan industri. Operasi dilakukan secara senyap dan terukur, namun dampaknya telah mulai terlihat di lapangan.
Salah satu contoh keberhasilan adalah pencegahan terhadap aksi intimidatif LSM yang hendak memaksa audiensi dengan perusahaan di kawasan KIIC, Karawang. Upaya penggagalan dilakukan secara halus namun tegas melalui pendekatan langsung terhadap simpul-simpul penggerak aksi.
Informasi yang diperoleh dari sumber internal menyebutkan, langkah ini tidak hanya terbatas di Karawang. Sejumlah kawasan industri lain seperti Batam, Deltamas, dan Gresik juga mulai mendapat penguatan pemetaan untuk mengantisipasi potensi ancaman serupa.
Dari Ancaman Menuju Kepercayaan
Kehadiran negara melalui langkah terukur Satgas ini telah mengembalikan kepercayaan dari para investor, terutama dari sektor manufaktur dan tambang. Banyak di antara mereka yang sebelumnya menunda ekspansi kini mulai melanjutkan investasinya setelah melihat adanya komitmen nyata dari pemerintah dalam menjaga iklim usaha yang kondusif.
“Sekarang kami bisa bernapas lega. Situasi kembali tenang, dan kami percaya negara hadir,” ujar seorang perwakilan investor asal Jepang di kawasan industri EJIP, sebagaimana dikutip dari Kompas.com (14/05/2025).
Dari sisi pekerja pun, tensi tekanan mulai menurun. Lingkungan kerja menjadi lebih produktif dan aman. Aktivitas ekonomi kawasan industri menunjukkan tren pemulihan signifikan pasca kehadiran Satgas di lapangan.
Investasi Aman, Negara Tegak
Dalam sebuah video internal bertajuk “Satgas di Garis Depan Keamanan Investasi”, digambarkan bagaimana tim ini bekerja dalam keheningan—melacak, memetakan, dan mendekati jejaring sosial maupun logistik yang kerap dimanfaatkan oleh oknum pengganggu stabilitas industri.
Visual peta Indonesia dengan titik-titik merah menunjukkan cakupan gerak Satgas di seluruh wilayah industri strategis dari Morowali hingga Cikarang. Video tersebut ditutup dengan pesan kuat: “Premanisme tak punya tempat di tanah industri Merah Putih.”san kuat: “Premanisme tak punya tempat di tanah industri Merah Putih.”