Washington (kabarnetizenterkini.com) – Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Riyad Mansour, mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB agar segera mengambil tindakan nyata terhadap serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza.

Dalam pertemuan DK PBB pada Selasa (18/3), Mansour mengutuk eskalasi kekerasan Israel yang menyebabkan rakyat Palestina dibantai, tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan, dan mengalami penangkapan sewenang-wenang.

“Kami mengutuk keras kejahatan ini. Hal ini tidak bisa dibenarkan dan harus segera dihentikan,” tegas Riyad Mansour.

DK PBB Didesak Bertindak Tegas

Diplomat Palestina itu memperingatkan bahwa jika DK PBB tetap diam, maka organ utama PBB ini akan kehilangan relevansinya dalam menyelesaikan konflik internasional.

“Dewan Keamanan, bertindaklah! Akhiri tindakan kriminal ini. Hentikan mereka membatasi makanan bagi rakyat kami di bulan Ramadhan serta membatasi air dan rumah sakit untuk beroperasi,” desaknya.

Mansour menegaskan bahwa DK PBB memiliki wewenang untuk mengeluarkan resolusi, sehingga sudah seharusnya mengambil langkah konkret untuk menghentikan kebrutalan Israel terhadap Palestina.

“Anda sekalian bisa mengeluarkan resolusi, maka bertindaklah. Anda punya wewenangnya, bertindaklah,” tambahnya.

Dorongan untuk Rekonstruksi Gaza dan Gencatan Senjata

Utusan Palestina ini juga mendorong dukungan internasional terhadap kesepakatan KTT Arab, yang diselenggarakan awal bulan ini, terkait dengan usulan rekonstruksi Gaza senilai 53 miliar dolar AS yang diajukan oleh Mesir.

Dalam usulan tersebut, dinyatakan bahwa tidak boleh ada pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah air mereka sebagai bagian dari rekonstruksi.

“Ini adalah momen bersejarah di mana semua pihak harus memilih posisi mereka. Beberapa hari ke depan akan sangat menentukan, baik membawa kita ke jalan yang benar atau sebaliknya, dengan dampak besar bagi kawasan dan dunia,” ujar Mansour.

“Bantulah kami dalam beberapa hari ini untuk mewujudkan gencatan senjata, bukan melanjutkan perang. Kehidupan, kebebasan, dan perdamaian harus berjaya. Anda sekalian adalah Dewan Keamanan, bertindaklah, selamatkan kami,” serunya.

Israel Meningkatkan Serangan Militer di Gaza

Serangan terbaru Israel ke Gaza pada Selasa (18/3) disebut sebagai operasi militer terbesar sejak gencatan senjata dengan Hamas pada 19 Januari lalu.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 404 warga Palestina tewas dan 562 lainnya terluka dalam serangan terbaru ini.

“Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan,” ujar pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.

Sejak Oktober 2023, agresi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Palestina, di mana sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Israel Hadapi Gugatan Genosida dan Dakwaan Kejahatan Perang

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas operasi militernya yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Dengan semakin banyaknya korban jiwa dan kehancuran di Gaza, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat, sementara DK PBB diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk menghentikan kekerasan.