Jakarta – Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai bahwa pemanfaatan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 pada spektrum 6 GHz mampu mendukung kebutuhan digital di Indonesia.

“Pekan lalu, spektrum 6 GHz ini telah diperkenalkan. Dari perspektif akademik, saya cukup optimistis bahwa spektrum ini dapat memenuhi kebutuhan yang ada,” ujar Agung dalam diskusi mengenai telekomunikasi di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan bahwa saat ini penggunaan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 dalam spektrum tersebut masih terbatas untuk pemakaian dalam ruangan, sehingga lebih sesuai untuk lokasi tertentu. Jika ingin memperluas cakupan layanan, diperlukan pengaturan lebih lanjut.

Menurutnya, Indonesia saat ini telah memasuki tahap Fixed Mobile Convergence (FMC), yang sebelumnya juga pernah mengalami era Licensed Assisted Access (LAA).

“Konsepnya adalah menjadikan Wi-Fi sebagai perpanjangan dari layanan seluler, atau yang dulu dikenal dengan istilah Wi-Fi offloading,” jelasnya.

Agung menambahkan bahwa spektrum 6 GHz memberikan peluang bagi industri untuk mulai beralih ke Wi-Fi 7. Teknologi ini sangat cocok digunakan di area dengan kepadatan tinggi, seperti pusat perbelanjaan dan bandara.

“Pemanfaatan frekuensi ini bisa menjadi solusi hemat biaya dan efisien, sehingga patut disambut dengan baik,” tutupnya.