JAKARTA – kabarnetizenterkini.com | Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dipastikan akan melakukan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) baru dalam ajang Indo Defence 2025 Expo & Forum yang akan digelar pada 11–14 Juni 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto saat ditemui di Kantor Kemhan, Rabu (4/6). “InSya-Allah ada,” ujar Donny singkat saat ditanya awak media terkait kemungkinan penandatanganan kontrak alutsista dalam forum internasional tersebut.
Alutsista Masih Dirahasiakan, Tapi Pembelian Pasti Ada
Meski telah mengonfirmasi rencana pembelian, Donny enggan membeberkan lebih jauh jenis alutsista, asal negara produsen, hingga nilai kontrak yang akan diteken. “Nanti saja ya, biar tidak jadi rahasia lagi,” katanya sembari tersenyum.
Ia menegaskan bahwa Kementerian Pertahanan terbuka untuk menjalin kontrak dengan industri pertahanan dalam maupun luar negeri. “Silakan saja mereka buat kontrak, kerja sama antar mereka itu kita persilakan,” jelas Donny.
Indo Defence 2025 Dihadiri 1.180 Perusahaan dari 55 Negara
Setelah sempat tertunda pada 2024 karena masa transisi pemerintahan, Indo Defence 2025 kembali digelar dengan skala lebih besar. Tahun ini, ajang tersebut menghadirkan 1.180 perusahaan pertahanan dari 55 negara, termasuk Amerika Serikat dan Turki—dua mitra strategis dalam kerja sama militer Indonesia.
Pameran ini menjadi panggung utama bagi Indonesia untuk memperkuat postur pertahanan nasional melalui diplomasi industri pertahanan dan transfer teknologi. Selain menjadi ajang belanja alutsista, Indo Defence juga menjadi forum diplomasi strategis dan pertukaran teknologi militer.
Fokus ke Modernisasi, Prancis Jadi Salah Satu Mitra Utama
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga menekankan bahwa Prancis merupakan mitra utama Indonesia dalam modernisasi alutsista, termasuk dalam pengembangan armada tempur dan sistem pertahanan udara.
Indo Defence 2025 diperkirakan akan menjadi panggung penting untuk memperluas kerja sama industri pertahanan global serta memperkuat komitmen Indonesia dalam membangun pertahanan yang modern, mandiri, dan berdaya saing.