Seoul (kabarnetizenterkini.com) – Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Korea Selatan, Jenderal Lee Young-su, menyampaikan permintaan maaf atas insiden kesalahan pengeboman permukiman yang dilakukan oleh dua jet tempur KF-16 milik Angkatan Udara Korea Selatan pada 6 Maret 2025.

Insiden tersebut menyebabkan 29 orang terluka, termasuk 15 warga sipil dan 14 tentara, serta merusak 99 bangunan, beberapa di antaranya hancur total.

“Angkatan Udara Korea Selatan, yang seharusnya melindungi nyawa dan harta benda rakyat, justru menyebabkan kerugian bagi warga. Ini adalah insiden yang seharusnya tidak pernah terjadi dan tidak boleh terulang lagi,” ujar Jenderal Lee dalam konferensi pers di Kementerian Pertahanan Nasional, Seoul, pada Minggu (10/3/2025).

Kronologi Insiden Pengeboman Permukiman

Menurut laporan militer, dua jet tempur KF-16 tengah menjalani latihan tembak langsung di Lapangan Seungjin, Pocheon, Provinsi Gyeonggi—sekitar 35-40 km dari perbatasan Korea Utara. Namun, delapan bom Mark 82 yang masing-masing berisi hampir 90 kg bahan peledak berkekuatan tinggi, justru jatuh di daerah permukiman warga akibat kesalahan koordinat target oleh pilot utama.

Kesalahan ini disebabkan oleh salah input satu digit koordinat dalam sistem penargetan, yang mengakibatkan bom meleset dari sasaran sebenarnya.

Lapangan Seungjin sendiri merupakan salah satu fasilitas pelatihan militer terbesar di Asia. Biasanya, pilot bisa mengonfirmasi target secara visual, terutama dalam kondisi cuaca cerah. Namun, kurangnya pengalaman pilot KF-16 dengan medan latihan diduga menjadi faktor lain penyebab kesalahan ini.

Dampak dan Tindakan Militer Korea Selatan

Akibat kejadian ini:

🔹 29 orang terluka, terdiri dari 15 warga sipil dan 14 tentara.
🔹 99 bangunan mengalami kerusakan, termasuk beberapa yang hancur total.
🔹 Seluruh latihan tembak langsung Angkatan Udara Korea Selatan ditangguhkan hingga penyelidikan selesai.

Jenderal Lee menundukkan kepala dalam konferensi pers sebagai bentuk permintaan maaf dan belasungkawa kepada korban. Ia juga menegaskan bahwa bertanggung jawab penuh atas insiden ini serta berkomitmen untuk memberikan kompensasi dan dukungan medis bagi korban.

“Kami akan bekerja keras untuk membantu para korban kembali ke kehidupan normal. Kompensasi dan dukungan medis akan diberikan secepat mungkin,” tegas Jenderal Lee.

Latihan Militer Ditangguhkan, Penyidikan Berlanjut

Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, semua latihan tembak langsung Angkatan Udara Korea Selatan telah dihentikan sementara hingga investigasi selesai.

Insiden ini memicu kekhawatiran keamanan operasional dan pelatihan pilot tempur di Korea Selatan, terutama karena latihan tembak langsung di Lapangan Seungjin jarang dilakukan akibat biaya tinggi dan keluhan kebisingan dari warga sekitar.

Pemerintah Korea Selatan saat ini menyelidiki lebih lanjut faktor penyebab kecelakaan, termasuk kemungkinan kelalaian prosedural atau masalah teknis pada jet tempur KF-16.

Dengan insiden ini, militer Korea Selatan diharapkan dapat meningkatkan protokol keamanan dan akurasi dalam latihan tempur, guna mencegah tragedi serupa di masa mendatang.