
Serikat Mahasiswa Indonesia Guncang Skandal Seksual: Netizen Geram, Mantan Ketum Baru Dipecat Setelah Kasus Viral
Jakarta, Juli 2025 – Citra moral dan progresif yang selama ini digaungkan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) runtuh seketika. Organisasi yang mengusung jargon pembebasan rakyat dan perjuangan kelas itu kini menuai kecaman setelah mantan Ketua Umumnya, Maswanto alias Jlow, resmi dipecat menyusul kasus kekerasan seksual yang dilakukan terhadap sesama anggota. Ironisnya, keputusan itu baru diambil setelah tekanan publik di media sosial memuncak.
Melalui pernyataan resmi Komite Pimpinan Pusat (KPP) tertanggal 23 Juli 2025, SMI mengumumkan pemecatan tidak hormat Maswanto berdasarkan SK Nomor 033/A/SK/KPP-SMI/VIII/VII/2025. Namun publik tak lupa: ini adalah kasus kedua. Pada Maret 2025, Maswanto sempat dijatuhi “sanksi internal” berupa larangan berinteraksi dengan lawan jenis dan skors sementara, tanpa transparansi dan tanpa pemecatan. Langkah itu justru memperbesar kecurigaan bahwa SMI mencoba menyelamatkan pelaku.
Kemarahan publik pun meledak di kolom komentar. Seorang pengguna Instagram dengan akun @aureliedays mempertanyakan sikap organisasi:
“Jadi SMI udah tau casenya tapi tetap pertahanin pelaku ya? Bukannya katanya tidak ada ruang untuk pelaku KS ya…”
Komentar tersebut disambut sinis oleh netizen lainnya:
“Gimana mau ngedidik pemerintah lewat perlawanan kalau barang sendiri aja gak bisa dididik,” tulis @lookmanism_.
Komentar dari @m.arief_baiquni menyorot esensi yang lebih dalam:
“Itu berarti kalau kasusnya gak kepublis gak dipecat ya?”
Sementara @aeigrn menyindir tajam,
“Organisasi revolusioner yang langkahnya nunggu netizen marah dulu. Kalau gak blow up di Twitter, mungkin pelaku masih pegang posisi ya?”
Netizen lain bahkan menyebut pelaku masih aktif naik mobil komando dan orasi di Hari Buruh (May Day), menggugurkan klaim organisasi tentang pembatasan akses terhadap pelaku.
Pertanyaan tentang keberpihakan juga mencuat. @azmiarraziq terang-terangan menulis,
“Kok terkesan melindungi?”
Sementara komentar dari @jefrysinaga__ yang menyebut korban tidak ingin pelaku dipecat langsung dibantah oleh @go_olif:
“Mana ada korban yang kayak gitu kecuali ditekan psikologisnya. Traumanya dalam. Kalau gak asal statement, ya ditekan itu.”