Serang, Banten – 26 Juni 2025
Gelombang perlawanan terhadap proyek reklamasi raksasa PIK 2 di pesisir utara Tangerang dinilai mulai melemah. Hal ini disampaikan langsung oleh Ustadz Ahmad Abi Sujai, Ketua DPW Front Persaudaraan Islam (FPI) Kabupaten Serang, dalam pertemuan yang berlangsung di Kampung Peuteuy, Desa Ujung Tebu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Kamis (26/6).
Menurut Abi Sujai, geliat aksi penolakan yang sempat masif pada awal proyek kini meredup. Ia mempertanyakan komitmen sebagian tokoh dan aktivis yang dulu vokal menyuarakan penolakan, namun kini mulai senyap. “Apakah semangat perjuangan sudah memudar atau mereka sudah mendapat bagian?” ujarnya retoris. Ia menegaskan bahwa PIK 2 bukanlah proyek kemajuan, melainkan bentuk nyata perampasan hak-hak masyarakat kecil.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa pembangunan PIK 2 terus berlangsung tanpa penyelesaian konflik yang memadai. “Proses pengurugan masih terus berjalan. Padahal proyek ini sangat berpotensi merusak ekosistem dan mengancam keberlangsungan hidup di pesisir,” ujarnya.
Dukung Istighosah Kubro dan Kehadiran Habib Rizieq
Sebagai bentuk ikhtiar spiritual dan moral, FPI menggelar acara Istighosah Kubro untuk Keselamatan Bangsa pada Sabtu, 29 Juni 2025, di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Acara ini diinisiasi oleh DPP FPI dan akan dihadiri oleh Imam Besar FPI, Al Habib Muhammad Rizieq Shihab.
Abi Sujai menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Ia menyebut bahwa DPW FPI Serang akan mengirimkan sekitar 400 orang, terdiri dari laskar FPI dan kelompok ibu-ibu pengajian. “Mereka akan berangkat secara mandiri, ada yang naik motor, ada juga yang pakai mobil,” ungkapnya. Ia sendiri akan berangkat menggunakan kendaraan pribadi bersama lima orang pengurus FPI lainnya.
Usai acara istighosah, rombongan FPI dijadwalkan melaksanakan ziarah ke makam Syekh Panjang di Pakuhaji.
Potensi Mobilisasi Massa Besar
Dari sudut pandang strategis, kehadiran tokoh agama nasional seperti Habib Rizieq menjadi magnet kuat yang dapat memobilisasi massa dalam jumlah besar. Tema acara “Menjaga Kedaulatan Bangsa” dinilai akan memperkuat semangat kolektif umat, terutama dalam isu-isu yang menyentuh keadilan ekologis dan hak masyarakat adat.
Pengamatan di lapangan menyarankan agar panitia penyelenggara mempersiapkan dengan matang segala kebutuhan teknis dan keamanan untuk menghindari potensi gangguan atau ketidaktertiban akibat tingginya animo peserta.