Kabar Netizen Terkini – Pada triwulan pertama tahun 2025, Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) menghadapi gangguan keamanan non-fisik yang serius dalam bentuk intimidasi dan pemerasan oleh seorang individu yang mengklaim sebagai anggota organisasi masyarakat GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu) Karawang. Oknum tersebut dikenal dengan nama panggilan “Arab”, dan kerap menampilkan diri sebagai figur yang berpengaruh di wilayah Karawang.
Insiden terjadi di lokasi proyek pembangunan UNSIKA Kampus II di Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur, di mana oknum “Arab” tersebut datang tanpa undangan resmi dan langsung menyodorkan sejumlah tuntutan kepada perwakilan kampus dan kontraktor proyek. Ia secara tegas meminta agar diberikan “jatah preman” berupa bagian dana dari proyek yang sedang berjalan. Selain itu, ia memaksa agar dilibatkan dalam proyek konstruksi, meskipun tidak memiliki badan hukum, pengalaman kerja, maupun prosedur administratif yang sah dalam proses tender pengadaan barang dan jasa.
Dalam penyampaian tuntutannya, oknum Arab mengucapkan sejumlah kalimat bernada ancaman:
“Kalau UNSIKA tidak bisa berbagi dengan kami, jangan salahkan kalau kampus ini nanti saya porak-porandakan! Saya bukan orang sembarangan. Di Karawang ini saya yang kuasai. TNI dan Polri di sini nggak akan berani tangkap saya. Mereka sudah tahu siapa saya!”
Ancaman tersebut disampaikan secara terbuka di hadapan personel kampus dan pihak pelaksana proyek. Nada intimidatif dan gestur yang ditunjukkan oknum Arab menciptakan atmosfer ketakutan dan tekanan psikologis, hingga menyebabkan beberapa staf kampus merasa tidak nyaman untuk melanjutkan tugas pengawasan lapangan.
Pihak UNSIKA tidak memberikan tanggapan langsung atas tekanan tersebut demi menghindari eskalasi, namun kondisi kekhawatiran di internal kampus meningkat signifikan. Tindakan oknum ini secara nyata telah mengganggu proses pembangunan Kampus II dan berpotensi merusak reputasi kelembagaan jika dibiarkan tanpa intervensi hukum.