Serang, BantenGerakan mahasiswa di Banten kembali menggeliat. Pada Selasa (1/7/2025), berlangsung pertemuan strategis di Kopi Nako, Kota Serang, yang menjadi titik awal konsolidasi melawan proyek kontroversial Pantai Indah Kapuk 2 (PIK-2). Diskusi bertajuk “Membangun Gerakan Mahasiswa Banten yang Progresif dan Berakar di Tanah Sendiri: Menolak Kolonisasi Baru Berkedok Pembangunan” itu menghadirkan Ketua Umum BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto, sebagai tokoh sentral.

Dalam forum yang berlangsung dari pukul 11.00 hingga 14.15 WIB tersebut, dibahas urgensi bangkitnya mahasiswa Banten dalam merespons berbagai persoalan struktural, termasuk rencana pembangunan kampus baru Institut Teknologi Bandung (ITB) di kawasan PIK-2 melalui kerja sama dengan PT Kukuh Mandiri Lestari, anak usaha dari Agung Sedayu Group dan Salim Group.

PIK-2 dan ITB: Antara Investasi dan Penjajahan Baru

Diskusi dibuka dengan kritik tajam terhadap proyek PIK-2 yang dinilai telah mengorbankan masyarakat pesisir Banten—mulai dari Muara, Kronjo, Sukawali hingga Muncung. Mereka digusur, ditenggelamkan oleh banjir rob, dan dilucuti haknya atas ruang hidup, semuanya dibungkus dengan narasi kemajuan.

“Apakah kampus seperti ITB di PIK-2 dibangun untuk anak-anak Banten, atau hanya menjadi simbol elitisme akademik yang mengabdi pada modal?” tanya narasumber diskusi. Mereka menegaskan bahwa pembangunan sejati seharusnya tumbuh dari akar masyarakat, bukan menjadikan rakyat sebagai korban.

Respon Ketua BEM: Mahasiswa Tak Boleh Diam

Menanggapi narasi tersebut, Bagas Yulianto menyatakan sikap tegas. “Mahasiswa tidak boleh diam ketika rakyat pesisir disingkirkan atas nama investasi,” ujarnya. Bagas menilai kehadiran ITB di kawasan PIK-2 harus dipertanyakan secara kritis dan terbuka. Ia pun menyambut baik inisiatif untuk menggelar konsolidasi akbar, mimbar bebas, dan diskusi publik lintas kampus.

“Kami siap menggalang kekuatan mahasiswa Banten agar hadir langsung di tengah masyarakat, bukan hanya bicara dari menara gading kampus,” tegasnya. Menurut Bagas, gerakan mahasiswa sejati adalah yang berakar pada realitas sosial, berpihak kepada kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.

Jejak Konsistensi BEM Banten Bersatu dalam Menolak PIK-2

Bukan kali pertama BEM Banten Bersatu bersuara lantang. Pada Januari 2025, mereka turun aksi di Patung Kuda, Jakarta, menyuarakan pencabutan status PSN proyek PIK-2. Mereka juga rutin menggelar diskusi dan unjuk rasa, termasuk aksi besar di Kantor Bupati Tangerang yang sempat diwarnai dorong-dorongan dengan aparat.

Bahkan sejak 2024, Forum Mahasiswa Banten Bersatu di bawah kepemimpinan Bagas telah menolak provokasi sektarian dan menyerukan dialog konstruktif sebagai jalan penyelesaian. Jika respons pemerintah tetap stagnan, mereka siap kembali turun ke jalan, bahkan sempat menyuarakan rencana aksi berkemah di depan kantor gubernur.

Bangkitnya Gerakan Mahasiswa Banten

Kegiatan ini menjadi sinyal kuat bahwa mahasiswa Banten sedang membangun gerakan yang lebih solid, terstruktur, dan menyatu dengan denyut rakyat. Kepemimpinan Bagas Yulianto menampilkan figur mahasiswa yang tidak hanya tajam dalam analisis, tetapi juga hadir di garis depan perjuangan.

“Sejarah akan mencatat, siapa yang diam saat tanahnya dijarah, adalah mereka yang kehilangan hak untuk menyebut dirinya anak bangsa,” demikian penutup dalam forum tersebut—sebuah peringatan bahwa diam bukan lagi pilihan.