Bandung – Sejumlah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dari berbagai generasi dan latar belakang profesi menyatakan penolakan terhadap kerja sama kampus mereka dengan PT Kukuh Mandiri Lestari, pengembang proyek PIK 2. Penolakan ini disuarakan melalui sebuah petisi yang tersebar secara luas di aplikasi WhatsApp.
Dalam pesan tersebut, para alumni menyampaikan keprihatinan mereka atas penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan pada 23 Juni 2025, yang dinilai bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ITB sebagai institusi pendidikan tinggi. Menurut mereka, ITB selama ini menjunjung tinggi nilai integritas, keberlanjutan, serta keberpihakan terhadap kepentingan publik dan lingkungan.
Para alumni menyebut bahwa proyek PIK 2 adalah proyek kontroversial yang menimbulkan berbagai dampak negatif, khususnya terhadap ekosistem pesisir, lingkungan laut, serta kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar—terutama nelayan dan warga yang terdampak reklamasi.
Menanggapi sorotan ini, Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi, Dr. A. Rikrik Kusmara, memberikan penjelasan. Ia menyebut bahwa sejak tahun 2007, ITB telah mengembangkan program pascasarjana di bidang keuangan dan perbankan syariah, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri.
Lebih lanjut, pada tahun 2022, dikembangkan konsep Menara Syariah sebagai pusat ekosistem ekonomi syariah terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sejak 2024, Menara Syariah mulai mengajak perguruan tinggi untuk turut serta, dan pada tahun 2025 tawaran kerja sama disampaikan kepada ITB dalam bentuk pengembangan program multidisiplin ekonomi syariah berbasis digital.
Rikrik menjelaskan bahwa penandatanganan MoU itu merupakan bagian dari kajian awal yang masih dalam proses evaluasi. Ia menegaskan bahwa ITB akan meninjau ulang rencana kerja sama ini secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak—termasuk alumni, masyarakat, dan civitas academica. Peninjauan tidak hanya akan berfokus pada aspek akademik, namun juga pada dampak sosial, lingkungan, serta prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas munculnya kegaduhan ini, dan berterima kasih atas perhatian serta kecintaan yang ditunjukkan para alumni terhadap ITB,” ujarnya dalam pernyataan resmi pada Selasa, 1 Juli 2025.